Halaman

Senin, 17 Desember 2012






MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI
EMOSI
Dosen Pengampu : Drs. Nur Munajat M.Si.

Disusun Oleh :
            Nama        : Muh Syihabuddin
            NIM        : 12410144
            Kelas        : D
            Semester    : 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita adalah munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah. Namun pada kenyataannya emosi itu tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan. Lalu dari mana emosi itu muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi, ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan. Mana yang lebih dulu muncul agaknya tidaklah begitu penting untuk kita cari jawabannya, yang terpenting bagaiman kita dapat memahami dan mengelola emosi kita sehingga menjadi factor atau motivasi yang baik. Karena faktanya seseorang yang sukses baik sebagai wirausaha maupun yang bercongkol di posisi penting dalam perusahaan ataupun pemerintahan merupakan orang-orang yang katanya mampu memanage emosinya dengan baik, dengan kata lain memiliki EQ yang baik. Lalu bagaimana emosi itu bisa disebut berpengaruh dalam kesuksesan seseorang? Lalu seberapa pentingkah emosi itu? Itulah sedikit hal yang akan diuraikan dalam makalah ini yang bertujuan memperkaya pengetahuan kita khususnya dalam materi psikologi.




B.    Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan emosi?
2.    Apa saja macam-macam emosi?
3.    Bagaimana teori-teori yang bersangkutan dengan emosi?
4.    Bagaimana penjelasaan implikasi emosi dalam pendidikan?




C.    Tujuan
1.    Mengetahui pengertian psikologi
2.    Mengetahui macam-macam emosi
3.    Mengetahui teori-teori yang bersangkutan dengan emosi
4.    Mengetahui penjelasan implikasi emosi dalam pendidikan







BAB 2
PEMBAHASAN
1.    Pengertian Emosi
Rasa marah, kesal dan tidak suka sering kita identikan dengan emosi. Seringkali saat marah orang pun mengatakan “diam kau,tak lihat orang lagi emosi kah?!”. Lalu apa sebenarnya emosi dan marah itu sama?, atau marah itu bagian dari emosi?
Menurut beberapa sumber, emosi dapat diartikan sebagai berikut:
1.    Emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Karena itu, emosi lebih intens daripada perasaan dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan lingkunganpun kadang-kadang terganggu.
2.    Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan(state) dari diri organisme atau individu pada suatu waktu. Misalnya orang merasa sedih, senang, terharu dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya. Dengan perkataan lain perasaan disifatkan sebagai suatu keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa tersebut pada umumnya datang dari luar; dan pada umumnya menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada individu yang bersangkutan.
3.    Emosi terkadang juga diidentikan dengan perasaan, yaitu suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungannya dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
Coleman dan Hammen menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi:
Pertama, emosi adalah pembangkit energy(energizer). Tanpa emosi, kita tidak sadar bahkan dapat dikatakan mati. Hidup ini berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energy kita; marah menggerakan kita untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk menjauh atau lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan. Kedua, emosi adalah pembawa informasi(messenger). Bagaimana keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi yang sedang menguasai tubuh kita ini. Jika marah,kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang orang lain atau suatu objek tertentu; sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi; bahagia berarti mendapatkan sesuatu yang kita senangi; atau berhasil menghindari sesuatu yang kita benci. Ketiga, emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intarpersonal, namun juga informasi dalam komunikasi interpersonal. Berbagai penelitian membuktikan bahwa ungkapan bahwa ungkapan emosi dapat dipahami secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicaraan yang menyertakan seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, dinamis, dan lebih meyakinkan. Keempat, emosi juga merupakan sumber informasi dari tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan kesehatan dan mengetahui ketika kita merasa sehat walafiat. Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita meraakana kenikmatan estetis dalam diri kita.
Jadi emosi itu bisa disimpulkan sebagai perasaan dan reaksi rohani yang bisa mempengaruhi fisik yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitar. Mampu tidaknya seseorang dalam mengendalikan emosi juga akan berpengaruh pada dirinya sendiri. Dalam suatu pepatah pun mengatakan bahwa orang yang sukses ialah orang yang sukses mengendalikan emosinya, yang biasa disebut dengan kecerdasan emosi



2.    Macam-macam emosi
Emosi berdasarkan arah aktivitasnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1.    Emosi marah
Dalam emosi ini mengekspresikan ketidak sukaan dan menolak terhadap suatu peristiwa. Dalam aktivitasnya tentu seseorang akan berarak menentangnya secara aktif.  Kemarahan selalu terlihat berhubungan dengan keadaan tertentu. Kemarahan bisa pula timbul sehubungan dengan keadaan yang sebetulnya tidak lazim menimbulkan kemarahan. Itu tergantung dari factor belajar dan pendewasaan.
2.    Emosi Takut
Dalam emosi takut tentu seseorang akan berarak meninggalkannya.
3.    Emosi Cinta
Emosi ini merupakan gambaran kesenangan bagi si pelaku, tentunya mereka akan mendekatinya.
Lalu apa itu definisi cinta sendiri? Tentunya sama halnya jika kita dsisuruh untuk mendefinisikan ihwal dalam kebahagiaan. Dalam bukunya The Art of Loving, erich Fromm sedemikian jauh telah berbicara mengenai cinta sebagai alat untk mengatasi keterpisahan manusia, sebagai pemenuhan kerinduan akan kesatuan.
4.    Emosi Depresi
Seseorang mulai menutup ekspresi terbuka daripada emosi-emosinya, dan akan meluapkan dalam dirinya saja.




3.    Teori-teori mengenai emosi
Diantaranya:
1.    Teori Sentral
Menurut teori ini gejala kejasmanian merupakan satu akibat dari emosi yang dialami oleh individu, jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya. Karena itu teori atau pendapat ini dikenal dengan teori sentral, yang dikemukakan oleh Canon. Jadi menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat datangnya emosi pada individu tersebut.
2.    Teori Perifir
Uraian teori ini merupakan kebalikan dari teori diatas, bahwasanya gejala jasmani justru penyebab dari emosi tersebut. Menurut teori ini orang menangis bukan karena ia susah, tetapi ia susah karena menangis. Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange, sehingga sering disebut sebagai teori James-Lange dalam emosi. Sementara ahli mengadakan eksperimen-eksperimen tentang sejauh mana kebenaran teori ini, dan pada umunya menyatakan teori ini tidak tepat.
3.    Teori kepribadian
Menurut pendapat ini bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, di mana pribadi ini tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis dalam substansi yang terpisah. Jadi setiap emosi dalam perasaan memang secara otomatis mempengaruh ke jasmaninya. Teori ini dikemukakan oleh J. Linchoten

4.    Mengendalikan emosi
Mengendalikan emosi itu penting. Hal ini berkaitan dengan peran emosi dalam kehidupan seseorang, karena emosi sering kali menentukan prestasi dan image seseorang bagi orang lain.
Agar kehidupan sehari-hari kita tentram, kita tidak hanya harus mampu mengendalikan emosi, namun juga harus bisa memiliki emosi yang tepat dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan.
Sehubungan dengan hal itu, ada cara-cara untuk menghadapi emosi yang kita miliki kaitannya emosi-emosi yang negatif:
•    Hadapilah emosi tersebut. Salah satu cara agar orang terhidar dari emosi tersebut(takut) adalah dengan menghadapi sesuatu yang menjadikan dirinya merasa takut, tentu hal ini bukanlah perkara mudah, karena dibutuhkan niat dan tekad yang besar.
•    Jika mungkin, tafsirkan kembali situasinya. Intinya kita harus membuat sesuatu yang kita takuti atau sesuatu yang membuat kita emosi menjadi sebuah hal yang semestinya kita takutkan, tafsirkanlah/bayangkanlah jika sesuatu tersebut adalah hal yang menyenangkan dan sebagainya.
•    Kembangkan rasa humor dan sikap realistis. Maksudnya, terkadang butuh waktu yang lama untuk menginterpretasikan sesuatu yang membuat kita emosi. Maka dari itu, memunculkan humor-humor dan sesuatu yang bisa membuat tertawa adalah salah satu solusinya. Karena dengan tertawa dapat meringankan ketegangan otot dan syaraf (emosi).
•    Atasilah secara langsung problem-problem yang menjadi sumber emosi. Memecahkan problem pada dasarnya memang jalan yang paling baik daripada mengendalikan emosi yang muncul. kita sendiri akan memperoleh hasil yang lebih menyenangkan dan perasaan bangga karena mampu memecahkan hal yang menjadi sumber masalah kita.

5.    Implikasi emosi dalam pendidikan
Berbicara pendidikan tentu erat kaitannya dengan inteligensi yang dimiliki dalam individu pula. Pengaruh inteligensi dalam perkembangan jiwa seseorang amat ditentukan dalam penggunaan alat pikirnya. Namun perlu dicatat ia bukan satu-satunya alat yang menentukan tingkat perkembangan manusia. Pada abad 19, orang-orang barat begitu mengagumi akan pentingnya IQ sebagai faktor penentu kesuksesan hidup. Namun belakangan posisi IQ mulai bergeser dan digantikan dengan kecenderungan baru yakni bahwa justru Emotional Quotient (EQ) lah yang dinilai sebagai kesuksesan seseorang.
Kemudian salah arti apabila emosi hanya berpengaruh pada hal negatif, karena emosi merupakan suatu hal yang sangat berperan dalam segala aktifitas termasuk dalam pendidikan. dalam hal ini proses belajar dalam upaya mencapai suatu keberhasilan dan prestasi dalam pendidikan. Dari fungsi emosi sendiri yaitu kaitannya kemampuan manusia dalam bertahan hidup dan kaitannya dalam semangat dalam kehidupannya, baik dalam bekerja, makan, dll.
Dari fungsi diatas terbukti bahwa emosi mempunyai suatu kekuatan yaitu energizer/spirit, maka jika kekuatan ini dikaitkan dalam proses pendidikan maka emosi ini akan memicu prestasi serta keberhasilan individu dalam pendidikan ketika individu tersebut menggunakan Emosinya dengan tepat. karena menurut penelitian bahwa yang mempengaruhi keberhasilan bukanlah tingkat IQ yang tinggi saja namun aspek lainnya yang justru berperan lebih besar daripada IQ, terbukti bahwa IQ hanya berpengaruh 20% saja dalam keberhasilan, akan tetapi 80% lainnya dipengaruhi oleh kecerdasan yang lain termasuk didalamnya peran emosi perlu dipertimbangkan.
Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dengan penciptaan kegembiraan belajar. kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi. Kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana kelas yang ribut dan penuh hura-hura. Akan tetapi, kegembiraan berarti bangkitnya pemahaman dan nilai yang membahagiakan pada diri si pembelajar. Selain itu, dapat juga dilakukan pengembangan kecerdasan emosi pada siswa. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya secara sehat
terutama dalam berhubungan dengan orang lain.
Maka dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam proses pendidikan, emosi sangat berperan dan perlu untuk dilibatkan dalam proses pembelajaran karena emosi mempunyai suatu kekuatan yang dapat memicu kita dalam mencapai suatu prestasi belajar. Maka dengan ini keberhasilan sangatlah keliru jika dianggap factor utamanya adalah IQ yang tinggi karena banyak orang yang berhasil dalam sisi akademik namun tidak bisa melakukan apapun dengan keberhasilannya dalam kehidupan yang nyata, oleh karena itu keterlibatan emosi sangat penting dalam segala aktifitas, apalagi jika kita dapat mengelola emosi itu dengan tepat.







BAB 3
KESIMPULAN
1.    Emosi ialah perasaan dan reaksi rohani yang bisa mempengaruhi fisik yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitar.
2.    Macam-macam emosi yaitu: emosi marah, emosi takut, emosi cinta, emosi depresi.
3.    Teori dalam emosi ada 3: teori sentral, teori perifir, teori kepribadian.
4.    Adapun cara menghadapi atau menghilangkan emosi ada empat macam:
    dengan menghadapinya
    dengan menafsirkan kembali situasinya
    menciptkan hal-hal yang bisa membuat tertawa guna merilekskan syaraf-syaraf yang tegang yang berkaitan dengan emosi
    dengan memecahkan masalah yang dianggap membuat kita menjadi emosi. Cara inilah yang dinilai paling berkesan dan paling efektif.
5.    bahwa dalam proses pendidikan, emosi sangat berperan dan perlu untuk dilibatkan dalam proses pembelajaran karena emosi mempunyai suatu kekuatan yang dapat memicu kita dalam mencapai suatu prestasi belajar. Maka dengan ini keberhasilan sangatlah keliru jika dianggap faktor utamanya adalah IQ yang tinggi karena banyak orang yang berhasil dalam sisi akademik namun tidak bisa melakukan apapun dengan keberhasilannya dalam kehidupan yang nyata, oleh karena itu keterlibatan emosi sangat penting dalam segala aktifitas, apalagi jika kita dapat mengelola emosi itu dengan tepat.




DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Akyas, Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Seri buku daras, 2004.
Sobur, Alex, Psikologi umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
Walgito, Bimo, Psikologi Umum,Yogyakarta:Yayasan penerbitan fakultas     psikologi UGM, 1983.
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 2003
www.scribd.com/doc/59660286/14/Macam-macam-Emosi#page=54
dalyanasblog.blogspot.com/2010/10/aplikasi-emosi-dalam-pendidikan.html

2 komentar: